Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan konflik Iran–Israel tidak berdampak signifikan ke neraca dagang Indonesia. Pasalnya porsi perdagangan RI dengan kedua negara itu tidak terlalu besar dibandingkan ke negara Timur Tengah lainnya.
“Mitra utama dagang Indonesia di kawasan Timur Tengah adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (15/4).
“Jadi secara dampak langsung (konflik Iran-Israel) melalui perdagangan akan relatif minimal,” katanya.
BPS mencatat nilai perdagangan RI dengan Timur Tengah mencapai US$19,20 miliar pada 2023. Rinciannya ekspor US$9,06 miliar atau 3,50 persen dari total ekspor dan impor US$10,13 miliar atau 4,57 persen dari total impor.
Khusus dengan Iran, nilai ekspor mencapai US$195,15 juta atau 2,15 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. Komoditas utama ekspor yakni buah-buahan (HS 08), kendaraan dan bagiannya (HS 87), dan berbagai produk kimia (HS 38).
Sedangkan nilai impor dari Iran mencapai US$11,72 juta atau 0,12 persen terhadap Timur Tengah. Komoditas utama impor yakni buah-buahan (HS 08), bahan bakar mineral (HS 27), dan bahan kimia organik (HS 29).
Sementara dengan Israel, nilai ekspor sebesar US$165,77 juta atau 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. Komoditas utama ekspornya yakni lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), alas kaki (HS 64), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85).
Sementara nilai impor dari Israel mencapai US$21,93 juta atau 0,22 persen dari total impor dari Timur Tengah. Komoditas utama impornya mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia (HS 82), dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85)
(fby/agt)